Selasa, 20 Desember 2011

Seberapa Peduli Kita dengan Umur atau Usia Kita?


Obrolan ringan tentang hakekat umur, semoga berguna.
Bagi saya usia itu ibarat coklat batang, semakin diambil satu, semakin cepet abis hehehe… (garing!). Ini cuma ucapan seorang teman ngeblok aku, tapi kalau diresapi benar juga ya?

Dalam usiaku yg sudah kepala 4 ini kadang merinding juga. Soalnya as-Syaikh al-Arif Abdul Wahhab bin Ahmad as-Sya'rani dalam kitabnya al-Bahrul-Maurud menyebutkan: "Telah diambil janji-janji dari kita, bahwa apabila kita telah mencapai umur empatpuluh tahun, hendaklah bersiap-siap dengan melipat kasur-kasur dan selalu ingat bahwa kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju akhirat pada setiap nafas yang kita tarik sehingga tidak akan lagi merasa tenang hidup di dunia. Di samping itu hendaknya kita menghitung setiap detik dari umur kita sesudah melebihi empat puluh tahun, sebanding dengan seratus tahun sebelumnya." Wah yg ini agak ruwet memahami, tapi kira-kira begini: usia 40an sudah saatnya kita harus menghitung-hitung seberapa bekal yang sudah disiapkan untuk negeri akherat soalnya kesempatan menammbah bekal itu kian habis dan negeri akherat kian dekat. 

Imam Syafi'i (rahimahullah), setelah mecapai umur empat puluh tahun, berjalan dengan sebatang tongkat kayu. Ketika ditanya sebabnya, beliau berkata: "Supaya aku senantiasa ingat bahwa aku adalah seorang musafir yang sedang berjalan menuju akhirat."
Berkata Wahab bin Munabbih: " Aku baca dalam beberapa kitab, bahwasanya ada suatu suara menyeru dari langit ke-empat pada setiap pagi: ' Wahai orang-orang yang telah berusia empatpuluh tahun! kamu adalah tanaman yang telah dekat dengan masa penuaiannya. Wahai orang-orang yang telah berusia limapuluh tahun! Sudahkah kamu ingat tentang apa yang telah kamu perbuat dan apa yang belum? Wahai orang-orang yang telah berusia enampuluh tahun! Tidak ada lagi dalih bagimu. Oh, alangkah baiknya seandainya semua mahluk tidak diciptakan! Atau jika mereka telah diciptakan, seharusnya mereka mengetahui, mengapa mereka diciptakan. Awas, saatmu telah tiba! Waspadalah! "

Makin merinding aja, tapi emang gitu kok ya syukur dah mencapai umur segini, semoga barokah ajalah dan gak perlu macam-macam, jalanin hidup ada adanya, selalu mencoba meraih kunci syurga. (Wah mengkhayal nih!) (Ya gak lah) kita kan wajib berusaha untuk selalu lebih baik dn lebih baikkan? Kalau mau jujur memang rata-rata umur umat Nabi Muhammad berkisar 60-70an, meskipun tentu kita gak salah kan kalau pengen hidup seribu tahun lagi? Hehehe…

Agak ilmiah nih. Umur itu adalah suatu perjalanan hidup yang dimulai ketika ia dilahirkan hingga sampai kepada kematian., Menurut KBBI umur adalah hidup; nyawa; lama waktu hidup atau ada.
Berarti  ketika kita dilahirkan kedunia ini pada saat itu jua kehidupan kita telah dihitung dan merupakan babak awal untuk menuju kehidupan yang kekal abadi dan sekarang tergantung kepada kita masing masing kemanakah umur yang kita miliki ini akan kita bawa apakah untuk kebaikan atau untuk keburukan semua itu kita yang akan menjalaninya.

Bicara soal umur ada 4 hal yang bisa kita jabarkan: (1) pertama adalah batas umur, (2). Umur itu adalah sebab akibat, (3). Baik dan buruknya kehidupan tergantung kepada penggunaannya (4). Umur itu akan dimintai pertanggung jawabannya di hari kiamat.

Siapapun ngerti gak ada yg abadi, Al Qur’an surat Al Hajj ayat 5 menjelaskan bahwa kehidupan manusia itu sudah ditentukan Allah batasannya, kapan kita hidup kapan kembaliNya. Dalil yang lain yang menyatakan tentang batas umur ini adalah firman Allah dalam surat Al A’raf ayat 34. Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Pembahasan yang kedua mengenai hakekat umur ini adalah sebab akibat. Allah SWT berfirman dalam surat al hajj ayat 5: (Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi), Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
“Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan? (QS. Yasin:68)

Dan kajian kita yang ketiga adalah baik dan buruknya suatu kehidupan tergantung kepada penggunaannya. Rasulullah saw bersabda: “Sebaik baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik pula perbuatannya dan seburuk buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk pula perbuatannya”
Umur yang panjang yang diberikan Allah kepada manusia merupakan suatu karunia yang sangat luar biasa bagi seorang hamba. Secara sederhana kita ambil contoh orang yang panjang umurnya dan hampir setiap detik dari umurnya digunakan untuk kebaikan dengan suatu niat yang ikhlas tentu mempunyai nilai yang tinggi disisi Allah.

Wah kayaknya menggurui nih, …enggak kok, cuman buat kita renungkan.
Dan adapun kajian yang keempat adalah bahwa umur itu akan dimintai pertanggung jawaban pada hari kiamat: "Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara
1. Tentang umurnya, untuk apa dihabiskan
2. Tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan
3. Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan
4. Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya. " (HR. Tirmidzi)

Imam Al-Hasan Al-Bashri berwasiat mengenai hari yang dilalui oleh manusia dengan berkata: “Wahai manusia, ketahuilah bahwasanya engkau adalah (kumpulan) hari-hari, setiap ada sehari yang berlalu, maka hilanglah sebagian dari dirimu.”

.Dalam tafsirnya, Al-Hafizh Ibnu Katsir memberikan illustrasi tentang hidup manusia kepada tiga karakter
• Zhalimun linafsihi: Orang yang enggan mengerjakan kewajiban (syariat) tetapi banyak melanggar apa yang Allah haramkan (yang dilarang)
• Muqtashid: Orang yang menunaikan kewajiban, meninggalkan yang diharamkan, kadang meninggalkan yang sunnah dan mengerjakan yang makruh.
• Sabiqun bil khairat: Orang yang mengerjakan kewajiban dan yang sunnah, serta meninggalkan yang haram dan makruh, bahkan meninggalkan sebagian yang mubah (karena wara’nya)

Nah, termasuk yang mana ya kita?

Senin, 12 Desember 2011

CARA MENULIS HURUF ARAB TANPA WINDOWS ARABIC


CARA MUDAH MENULIS HURUF ARAB TANPA WINDOWS ARABIC
Arabic Pad is a smart and reliable simple text editor like notepad, but designed to write Arabic [Unicode] text, especially for Non Windows Arabic.
Arabic Pad adalah teks editor sederhana seperti halnya notepad, namun sangat bagus apalagi tidak mengharuskan adanya Windows Arabic. Jadi benar-benar simple dan paslah. 
Bagi teman-teman yang kesulitan menulis bahasa Arab, ada program sederhana yang dapat dipakai untuk menulis huruf Arab. Tidak ribet, tak perlu Windows Arabic, tetapi harus Windows 7, saya sudah coba dengan Windows XP ternyata hanya jalan programnya, sedangkan huruf Arabnya gak bisa nyambung secara otomatis.
Program ini dapat diunduh melalui mbah geogle, ketikkan aja ArabicPad, entar pasti banyak situs yang muncul, atau klik aja disini silahkan pilih dan download. Namun demikian, kalau gak mau ribet bias aku kirim programnya via email, gratis. Mau?
Langkah-langkah menjalankan.
1.       Program ini tersimpan dalam format zip atau rar, jadi setelah download double klik file tersebut. Akan muncul tampilan berikut ini. Lalu klik aja  folder ArabicPad
 
2.       Akan muncul gambar berikut, lalu klik aja Arabic.exe
3.       Selanjutnya muncul gambar berikut, dan ini berarti sudah tinggal mengetik. Cobalah. Pasti sangat menyenangkan karena huruf-huruf yang diketik akan secara otomatis menyesuaikan dg posisi, didepan, ditengah, diakhir. Selamat mencoba.