Senin, 29 November 2021

PEMANFAATAN WONDERSHARE QUIZ CREATOR SEBAGAI MEDIA PENILAIAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PEMANFAATAN WONDERSHARE QUIZ CREATOR SEBAGAI MEDIA PENILAIAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Oleh: Iftakhul Farikhah, S.TP.

Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan kepribadian sosial. Jika belajar adalah proses untuk memperoleh pengetahuan dari interaksi individu dengan lingkungannya maka hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Dua unsur yang sangat penting dalam Proses belajar mengajar, adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Peran media dalam proses belajar mengajar adalah media sebagai sumber belajar yang  digunakan sendiri oleh peserta didik secara mandiri atau disebut dengan independent media. Independent media dirancang secara sistematis agar dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dilakukan.

Menurut National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.19 Sehingga peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana perantara dalam proses pembelajaran. Media merupakan komponen komunikasi. Perlunya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar disebabkan karena pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari penganta ke penerima. Pesan berupa simbol-simbol komunikasi baik secara verbal ataupun non verbal, namun ada kalanya siswa mengalami kegagalan dalam menerima pesan tersebut.

Wondershare Quiz Creator adalah sebuah software untuk pembuatan soal, kuis, atau tes secara online. Walaupun demikian Wondershare Quiz Creator juga dapat diakses secara online maupun offline. Penggunaan Wondershare Quiz Creator dalam pembuatan soal tersebut sangat familiar/user friendly, sehingga sangat mudah digunakan dan tidak memerlukan kemampuan bahasa pemrograman yang sulit untuk mengoperasikannya. Tampilan yang sederhana sangat membantu setiap orang dalam penggunaan Wondershare Quiz Creator, sehingga sangat mudah digunakan dan selain itu bentuk pengoperasiannya memungkinkan siswa belajar tanpa kesulitan, karena tiap soal memiliki petunjuk jawaban serta kunci jawaban yang sudah disediakan.

Aplikasi Wondershare Quiz Creator dapat mempermudah pengguna membuat maupun menyusun berbagai bentuk soal yang berbeda bentuk atau berbagai macam variasi soal, yaitu bentuk soal benar/salah (true/false), pilihan ganda (multiple choices), pilihan respon (multiple response), isian singkat (fill in the blank), menjodohkan (matching), kuis dengan area gambar, bahkan membuat karangan. Pada soal dapat disisipkan dengan berbagai media pendukung seperti gambar, suara, maupun video. Soal yang di hasilkan dari program ini dapat disimpan dalam format Flash.

Aplikasi ini dibuat sebagai alat untuk mengeksplorasi soal agar tampilan soal tidak monoton. Wondershare Quiz Creator sering juga disebut sebagai alat pembuatan bank soal karena memang fokus aplikasi ini adalah sebagai media pembelajaran untuk pembuatan soal. Wondershare Quiz Creator yang akan digunakan untuk kegiatan ini adalah versi 4.5.10

Pemanfaatan teknologi yang berkembang dapat dilakukan untuk memudahkan guru melakukan penilaian hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan bantuan teknologi komputer yakni penggunaan program atau software tertetentu. Semakin pesatnya kemajuan teknologi memunculkan berbagai jenis aplikasi komputer untuk menunjang proses pembelajaran baik berupa media maupun penilaian pembelajaran. Aplikasi Wondershare Quiz Creator merupakan salah satu program yang dapat diandalkan dalam proses penilaian hasil belajar khususnya tipe tes. Penggunaan Wondershare Quiz Creator dalam pembelajaran akan sangat membantu guru dalam penyusunan soal.23 Pelajaran biologi sangat banyak mengandung konsep-konsep abstrak dan fenomena yang memerlukan observasi, sehingga siswa harus melihat apa yang mereka pelajari. Proses pembelajaran biologi baiknya jika guru menggunakan media visual dalam proses pembelajaran sehinga diharapkan pembalajaran dapat menjadi lebih efektif seperti halnya pemanfaatan aplikasi Wondershare Quiz Creator ini.

Kelebihan Aplikasi Wondershare Quiz Creator

 

Perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan tidak hanya dimanfaatkan sebagai sumber belajar saja, tapi bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran. Banyak software yang telah dikembangkan sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, seperti: Power Point, Adobe Flash, Hot Potatoes, Wondershare Quiz Creator, dan lain-lain. Penggunaan dengan program-program tersebut, guru dapat membuat tes berbasis komputer yang menarik dan peserta didik dapat mengerjakan soal-soal dimana saja tanpa terikat oleh waktu.

Adapun kelebihan yang didapatkan jika menggunakan alat evaluasi dengan bantuan aplikasi Wondershare Quiz Creator adalah sebagai berikut:

1)              Aplikasi Wondershare Quiz Creator dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran baik secara online maupun offline yang dapat dibuat dengan cepat dan mudah.

2)             Efisien secara biaya karena tidak diperlukan untuk mencetak soal apabila dilakukan evaluasi hasil belajar sehingga biaya pencetakan bisa dialokasikan untuk kegiatan pembelajaran lain.

3)             Aplikasi ini juga mempermudah guru dalam proses pengoreksian jawaban sebab dalam aplikasi ini selain membuat soal maupun kuis guru juga dapat memasukkan kunci jawabannya sehingga saat siswa selesai mengerjakanmaka mereka langsung dapat melihat hasilnya bahkan juga dapat melihat point yang benar maupun yang salah.

4)             Efektif dan efisien dalam memberikan kemudahan dan akurasi data penilaian terhadap koreksi dari jawaban ujian kepada peserta ujian dengan menggunakan sistem terkomputerisasi.

5)             Sistem pemeriksaan dan pengskoran atas jawaban siswa yang interaktif, dan menyediakan feedback bagi siswa atas usaha mereka untuk memotivasi siswa dalam mengerjakan soal.

6)              Mendukung pemerintah dalam penggunaan TIK pada standar penilai dan menggurangi penggunaan kertas (paperless) dan meningkatkan hasil belajar khususnya pada aspek pengetahuan.

 

Aplikasi Wondershare Quiz Creator dapat digunakan untuk menyusun berbagai bentuk soal yang berbeda bentuk atau berbagai macam variasi soal, yaitu bentuk soal benar/salah (true/false), pilihan ganda (multiple choices), pilihan respon (multiple response), isian singkat (fill in the blank), menjodohkan (matching), kuis dengan area gambar, bahkan membuat karangan.

 

Berbagai macam properti yang disediakan pada aplikasi Wondershare Quiz Creator ini adalah pengaturan yang kuat dan fleksibel termasuk halaman instruksi, melewati tingkat, font, umpan balik dapat mengatur untuk seluruh kuis hingga mengatur waktu untuk menyelesaikan soal. Terlebih lagi, dapat mengacak pertanyaan, dan membuat kuis dengan dilindungi sandi atau domain hosting batas.28

Selain itu juga terdapat banyak template yang dapat dimasukkan dalam pembuat kuis ini. Sehingga pengguna dapat menyesuaikan warna tema pada soal yang dibuat. Juga dapat menyesuaikan berbagai pengaturan seperti latar belakang, toolbar, ukuran, label dan tata letak agar lebih menarik.

Soal yang selesai dibuat guru agar dapat diakses siswa maka harus dilakukan tahap publikasi adapun cara mempublikasikan hasil soal yang telah dibuat digunakan berbagai pilihan cara berikut:

1.                     Upload diterbitkan Flash kuis ke Web. Dengan cara ini, pembuat soal dapat mengumpulkan hasil dengan email tertentu.

2.                     Menghasilkan SCORM kuis paket untuk LMS. Mengintegrasikan SCORM AICC kuis paket dengan setiap LMS seperti Moodle, papan tulis, SharePoint atau WebCT (tidak tersedia untuk QuizCreator Free).

3.                     Menghasilkan EXE berdiri sendiri untuk pengiriman CD atau Flash disk. Pada penelitian ini peneliti memilih bentuk publikasi yang seperti ini agar dapat diakses offline.

4.                     Ekspor sebagai file Word atau Excel untuk berbasis kertas pengujian.

 

 

Posisi dan Fungsi Media Pembelajaran

 

Proses pembelajaran adalah proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem maka media pembelajaran menepati posisi cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media pembelajaran tidak akan berlangsung optimal sehingga dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran.29 Fungsi media pembelajaran selain itu juga sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam proses pembelajaran dapat ditunjukkan pada gambar berikut:

 

Description: 21

 

Gambar  Fungsi media dalam proses pembelajaran30

 

Proses kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah fiksatif, manipulatif, dan distributif.31 Adapun keterangannya sebagai berikut: pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak.

Media berbasis Komputer

 

Teknologi pendidikan adalah pengembangan penerapan dan penilaian sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Jadi bisa dikatakan bahwa teknologi pendidikan adalah mengenai software dan hardware nya. Software bisa berupa desain langkah- langkah belajar dengan metode yang serasi dan penilaian keberhasilaannnya. Sedangkan hardware dapat berupa komputer, TV dan lain-lain.

Hukum belajar diantaranya adalah law off effect menurut hukum yang ditemukan oleh Edward Thorndike ini bahwa belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu stimulus disertai rasa senang atau rasa puas hal ini merupakan pujian atau hadiah yang disebut  reinforcement.33  Refoircement ini memperkuat hubungan antara S (Stimulasi) dan R (Respon), sehingga hasil belajar menjadi permanen. Murid diharapkan dapat menjawab pertanyaan atau melakukan suatu tugas dengan baik, sehingga muncul keberhasilan. Cara untuk meningkatkan rasa senang dan puas dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Komputer merupakan salah satu teknologi yang berkembang di era modern ini. Komputer dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran khususnya untuk tujuan kognitif. Komputer dapat menjelaskan konsep secara sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingg cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri, seperti pada proses evaluasi.

Lingkup perencanaan pembelajaran meliputi empat komponen utama, yaitu tujuan, materi atau bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Pembelajaran efektif dapat dikatakan jika pembelajaran tersebut memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dalam proses pembelajarannya sebagai alat bantu. Salah satu pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan e learning.

E-learning merupakan sebuah solusi pembelajaran yang salah satunya memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan pembelajaran. Pada era modern ini teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari sehingga kemunculan teknologi dan manfaat teknologi sangat bisa di rasakan bahkan di dunia pendidikan. Definisi e-learning yang lain yaitu merupakan sebuah proses atau kegiatan dalam pembelajaran berbasis web (web-based learning), pembelajaran berbasis computer (computer based learning), kelas virtual (virtual classrooms) dan atau kelas digital (digital classroom). Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi, pendidikan dan pelatihan secara elektronik.36

E-learning memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran konvensional.37 Pembelajaran e-learning, daya tangkap siswa tidak lagi tergantung dari guru tetapi siswa dapat mengkontruksi sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan ajar yang telah tersedia. Ketika multimedia pembelajaran yang digunakan, dipilih secara tepat dan baik maka akan memberikan manfaat yang sangat besar pada para guru dan siswa. Secara umum manfaat yang diperoleh adalah proses belajar yang lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sekarang ini memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Melalui pemanfaatan TIK dapat meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan membuka akses ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu sebab sistem teknologi informasi memberikan jangkauan yang luas, cepat, efektif dan efisien terhadap penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru.

Evaluasi Belajar

 

Salah satu cara mengetahui apakah usaha yang dilakukan berhasil atau tidak dapat diketahui dengan mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk dianalisis agar dapat kita ketahui sampai manakah tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Mengevaluasi keseluruhan kurikulum yang dapat kita sebut evaluasi makro, akan tetapi dapat mengevaluasi bagian-bagian yang kecil seperti suatu kesatuan pelajaran bahkan setiap langkah dalam proses pembelajaran ini dapat kita sebut evaluasi mikro.

 Kegiatan evaluasi mencakup deskripsi tingkah laku baik secara kuantitatif atau kualitatif. Karakteristik siswa yang dijadikan penilaian adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih baik. Guru juga memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya.

Hasil Belajar Kognitif

 

Hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.75 Secara sederhana maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan sebuah kemampuan baik secara kognitif, afektif maupu psikomotorik seseorang setelah memperoleh suatu pembelajaran. Hasil belajar biasanya akan diperoleh melalui tahap evaluasi belajar terlebih dahulu.

Tidak semua hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru. Jika kurang memuaskan maka hasil belajar siswa dapat diperbaiki jika didukung dengan kepekaan guru dalam merangsang keterampilan-keterampilan peserta didik dalam mengatasi kelemahan- kelemahan yang ada.76 Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan melalui suatu kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar dan dinyatakan dalam bentuk angka. Sehingga hasil belajar dalam bentuk afektif dan psikomotorik salah satunya adalah kemampuan keterampilan proses sains, hal ini disebabkan karena sains biologi memiliki komponen proses. Hasil belajar akan menjadi sebuah pertimbangan seorang guru untuk menentukan bagaimana proses pembelajaran disaat mendatang.

Hasil belajar kognitif meliputi ingatan, pengembangan intelektual dan ketrampilan intelektual. Ranah ini lebih dikenal dengan taksonomi bloom77. Bloom dkk menyusun konsep taraf kompetensi kognitif kedalam enam jenjang atau tingkatan yang kompleksitasnya bertingkat.

Tahun 2001 terbit sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Taksonomi Bloom telah direvisi oleh David R. Krathwohl. Sehingga taksonomi bloom yang telah direvisi terdiri atas enam aspek yaitu: remembering (mengingat) yang merupakan C1, understanding (memahami) yang merupakan C2, applying (mengaplikasikan) yang merupakan C3, analyzing (menganalisis) yang merupakan C4, evaluating (mengevaluasi) yang merupakan C5, dan creating (membuat) yang merupakan C6.

Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.

 

KESIMPULAN

 

Media pembelajaran merupakan alat bantu guru dalam proses pembelajaran atau perantara yang membawa pesan atau informasi kepada siswa. Selain pemanfaatan media pembelajaran hal yang terkadang tidak dilaksakan dalam proses pembelajaran adalah proses evaluasi. Diera modern ini guru diharapkan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dalam proses belajar siswa agar dapat meningkatkan minat maupun hasil belajar siswa. Berikut ini kerangka konseptual pada penelitian ini:

Kondisi idealnya proses evaluasi belajar perlu untuk dilakukan, selain itu penggunaan media pembelajaran juga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru maupun siswa. Dengan sarana dan prasarana sekolah yang sudah didukung dengan teknologi modern seperti ruang komputer, maka proses evaluasi hendaknya terlaksana dengan baik. Pemanfaatan media pembelajaran harus berjalan maksimal salah satunya belum memanfaatkan teknologi seperti perangkat komputer dengan menggunakan aplikasi Wondershare Quiz Creator. Memanfaatkan teknologi yang ada akan memudahkan dalam proses pembelajaran hingga proses evaluasi baik untuk guru maupun siswa.

Daftar Pustaka

Iwan Binanto, 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan pengembangan, Yogyakarta: CV Andi.

Khanifatul, 2013 Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: AR-RUZ MEDIA

Punaji Setyosari, 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta: Kencana..

Rihard E. Mayer, 2010. Multimedia Learning. Surabaya: ITS Press.

 

Minggu, 13 Januari 2013

Peran Guru Dalam Pembelajaran


A. Pengertian
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
B. Peran Guru
Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
  • Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai.
  • Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
  • Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar.
  • Keempat, guru harus melaksanakan penilaian.
4. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.
5. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
7. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja, Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan, Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
8. Guru Sebagai Pribadi
Guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.  Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
9. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni penelitian.
10. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.
11. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan kepada pesarta didiknya. Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini.
12. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan keterampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada semua peranannya.
13. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah, yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik dalam meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjauhi dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai. Guru harus memahami hal yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi peserta didiknya.
14. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Sudah menjadi sifat manusia untuk mengenal diri dan menanyakan keberadaannya serta bagaimana berhubungan dengan keberadaannya itu. Tidak mungkin bagi manusia hanya muncul dalam lingkungannya dan berhubungan dengan lingkungan, tanpa mengetahui asal usulnya. Semua itu diperoleh melalui cerita. Guru tidak takut menjadi alat untuk menyampaikan cerita-cerita tentang kehidupan, karena ia tahu sepenuhnya bahwa cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia. Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka. Guru berusaha mencari cerita untuk membangkitkan gagasan kehidupan di masa mendatang.
15. Guru Sebagai Aktor
Sebagai seorang aktor, guru melakukan penelitian tidak terbatas pada materi yang harus ditransferkan, melainkan juga tentang kepribadian manusia sehingga mampu memahami respon-respon pendengarnya, dan merencanakan kembali pekerjaannya sehingga dapat dikontrol. Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Tahun demi tahun sang actor berusaha mengurangi respon bosan dan berusaha meningkatkan minat para pendengar.
16. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insane dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan “budak” stagnasi kebudayaan. Guru mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.
17. Guru Sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.
18. Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tugas guru adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun di masa depan. Sarana pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia terdahulu adalah kurikulum. Guru juga harus mempunyai sikap positif terhadap apa yang akan diawetkan.
19. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran. (http://anomsblg.wordpress.com)

Bila disimpulkan ada 3 tugas pokok guru adalah :

1.Mengajar
Mengajar berarti menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Menjadikan siswa dari tidak tahu menjadi mengetahui tentang berbagai disiplin ilmu sesuai mata pelajaran masing-masing. Fokus utamanya adalah aspek kognitif (intelektual) siswa.  Tugas mengajar dilaksanakan dengan berbagai strategi dan metode, serta media pembelajaran yang sesuai.

2. Mendidik.
Tugas guru sebagai pendidik boleh dibilang agak sulit. Mendidik berkaitan dengan sikap dan tingkah laku (afektif) siswa . Mendidik berarti mengubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Pameo “Guru Kencing Berdiri, murid kencing berlari” akan benar-benar jadi kenyataan  bila guru tidak memahami tugas yang satu ini.

3. Melatih
Tugas guru melatih bertujuan agar siswa memiliki sejumlah keterampilan dan kecakapan sesuai mata pelajaran masing-masing. Pada sekolah umum, maka keterampilan dan kecakapan yang dimaksud disini adalah keterampilan dan kecakapan dasar. Berbeda dengan sekolah kejuruan yang memberikan keterampilan dan kecakapan lanjutan. (http://swardik.blogspot.com)

Begitu berat beban dan tanggung jawab seorang guru, semoga tunjangan profesi guru menjadikan guru lebih amanah, lebih mampu menjalankan tugasnya dengan lebih baik, bukan sebaliknya. Amin.